MAKALAH METODOLOGI DAKWAH
“TUJUAN DAKWAH”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Dakwah
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Bustanul Arifin M.Pd.I,
Disusun Oleh :
Abdurrohman AS
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI
FAKULTAS DA'WAH
PRODI KOMUNIKASI DAN
PENYIARAN ISLAM (KPI)
Masa Khidmad : 2014-2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi
teman-teman semua. Amin…
Kediri,
17 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
- Halaman judul …………………………………………………………… 01
- Kata pengantar ……………………………………………………………. 02
- Daftar isi ………………………………………………………………….. 03
- Bab 1: Pendahuluan
A.
Latar belakang ………………………………………………………… 04
B.
Rumusan masalah ……………………………………………………. 04
- Bab 2: Pembahasan
A.
Tujuan dakwah ……………………………………………………….. 05
B.
Tahapan dan tingkatan dakwah ………………………………………. 07
- Bab 3: Penutup
A.
Kesimpulan …………………………………………………………… 09
B.
Pesan dan saran ………………………………………………………. 09
- Daftar pustaka …………………………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dilihat secara praktek, di zaman Rasulullah SAW dakwah bil hal
sebenarnya telah dilaksanakan. Materi dan metode Nabi tidak terbatas hanya
masalah aqidah dan ibadah dengan cara khutbah dan tabligh, akan tetapi meluas
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, misalnya upaya Nabi membangun umat
yang benar – benar baru dan berbeda dari masyarakat jahiliyah sebelumnya.
Selain itu, sunnah nabi ada yang dinamakan dengan sunnah fi’liyah, ini
membuktikan bahwa di zaman nabi sudah ada dakwah bil hal.
Selain itu di tanah air ini, di zaman orde baru sejak akhir Pelita III,
Ditjen Bimas Islam dan urusan Haji, Direktorat penerangan agama islam
memperkenalkan istilah “Dakwah pembangunan” disamping dakwah bil lisan. Gagasan
ini kemudian berkembang menjadi dakwah bil hal.
Metode-metode tersebut memiliki makna dan tujuan-tujuan masing-masing.
Terkadang tak sedikit dari para Da’i tersebut yang belum mengetahui pasti dari
tujuan dakwah itu sendiri. Di sini mari kita bahas bersama-sama tujuan dati
dakwah menurut para tokoh dakwah Islam.
- Rumusan Masalah
1. Tujuan dakwah menurut Abul A’la Al Maudadi dan H.A Solaiman.
2. Tahapan-tahapan dakwah serta
tingkatan-tingkatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
dakwah
Menurut Abul A’la Al Maudadi ada 3 tujuan dakwah, yaitu:
1.
Dakwah
di tujukan kepada seluruh umatmanusia, umat Islam khususnya, agar menyembah
Alloh, tidak mensyariatkan dengan sesuatu, dan; tidak akan menyembah Tuhan
selain Alloh.
2.
Dakwah
di tujukan kpada orang yang bersedia menjadikan Islam sebagai agamanya, memurnikan
keyakinannya hanya mengakui Alloh sebagai Tuhannya, membersihkan jiwanya dari
penyakit nifak, dan selalu menjaga amal perbuatannya agaar tidak bertentangan
dengan ajaran agama (Islam) yang di anutnya.
3.
Dakwah
di tujukan kpada seluruh penduduk bumi untuk merubah sistem pemrintahan zalim,
yang di pimpin oleh orang zalim yang hanya berbuat kerusakan di permukaan bumi,
memindahkan kepmimpinan baik secara teoritis maupun praktis dari tangan mereka
kepada tangan yang briman kepada Alloh dan hari akhirat serta menjalankan
ajaran agamanya dengan baik, serta tidak berlaku sombong.
H.A Solaiman menjelaskan bahwa tujuan dakwah bisa di bagi 2
tujuanutama, yakni tujuan kurikuler dan tujuan final.
1.
Tujuan
kurikuler mengandung konsep teoritis untuk mencapai target sasaran dakwah scara
beertahap sampai batas final. Tujuan kulikuler ini mengandung dua sub tujuan
yaitu:
a.
Menghidupkan
fitrah hati dari kmungkinan kelumpuhan dn kematianya akibatfplosi mental yang
meraypi dan merusak dirinya, sehingga fitrah dan hatinya kembalimemiliki daya
tangkap benar dalam membedakan mana yang hak dan batil, ma’ruf dan mungkar,
manfaat dan mafsadat; dan memiliki kembali daya tindak untuk hanya berbuan di
atas yang haq, ma’ruf dan manfaat serta mempunyai daya kesanggupan untuk
meninggalkan segala perbuatan yang batil, mungkar dan mafsadat.
b.
Amar
ma’ruf nahi mungkar. Kehidupan manusia berada dalam wilayahnya masing masing.
Sebagian berada pada wilayah yang ma’ruf dan sebagian lagi berada pada wilayah
munkar. Menghadapi masyarakat ini kita mempunyai target sasaran sebagai
berikut:
·
Mengembangkan
manusia yang sudah berada pada posisi amar ma’ruf supaya lebih meningkat
nilai-nilai ma’rufnya, ban menjaga supaya melindunginya jangan sampai bergeser
pada posisi yang mungkar.
·
Membawa lingkup hidup manusia yang berada pada posisi mungkar pada
posisi yang ma’ruf.
·
Meyakinkan
mereka yang ragu-ragu, betapa yang ma’ruf itu dengan segala pengaruhnya yang
konstruktif, dan yang munkar itu dengan segala pengaruhnya yang destruktif,
kemudian membawanya secermat mungkin mereka itu kepada lingkup yang ma’ruf dan
mengamankannya dari gangguan wilayah munkar.
2) Tujuan final merupakan
tujuan akhir yang akan dicapai, yaitu ajaran Islam menjadi sikap sehari-hari
dalam kehidupan pemeluknya yang dilandasi oleh iman yang kokoh dan dilatar belakangi
oleh harapan mendapat keridlaan Allah.
Bentuk
dakwah dpat dikategorikan dalam dua jenis:
1.
secara fisik
2.
secara teknis
Secara fisik dapat dilakukan dengan dua cara:
1. perorangan dan
2. bersama-sama (organisasi/lembaga, baik
formal maupun non formal).
Sedangkan secara teknik merupakan tatacara penyampaian
atau pelaksanaan dakwah itu dilakukan. Secara umum dakwah dilakukan dengan tiga
cara, yaitu:
1. dengan perbuatan (tindakan/hukuman),
2. dengan cara lisan (teguran/nasihat),
3. dengan perasaan (tidak suka/benci).
Sedangkan secara lebih
luas dakwah dapat dilakukan dengan beberapa cara/teknis, yaitu:
1.
Lisan, misalnya dengan cara khutbah, ceramah, pidato, diskusi,
musyawarah, dan seterusnya.
2.
Tulisan, misalnya melalui surat kabar, majalah, buletin, pamflet,
spanduk, dan seterusnya.
3.
Tindakan/perbuatan, misalnya memberi penghargaan, hukuman, member
bantuan mater, dan sebagainya.
4.
Peraturan, misalnya melalui kebijakan, peraturan, undang-undang, daan
sebagainya.
5.
Seni dan budaya, misalnya melalui seni rupa, seni musik, seni sastra,
teater, fashion show, pagelaran, dan sebagainya.
6.
Multimedia, misalnya melalui radio, televisi, CD, VCD, CD room,
komputer, internet, dan sebagainya.
7.
Dengan melalui bentuk-bentuk dakwah lain yang sesuai dengan syari’at
Islam.
B. Tahapan dan Tingkatan Dakwah
Berdakwah dimulai dari tahap lingkup yang paling bawah
dan paling dekat yaitu diri sendiri. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah yaitu
“Ibda’ binafsika”(mulailah dari diri sendiri). Setelah itu diteruskan dengan tahap
kedua yaitu keluarga. Setelah itu kerabat atau sanak saudara. Kemudian tetangga
sekitar rumah, lalu meluas kepada masyarakat sekitar bahkan lebih luas dari
itu, yakni masyarakat dunia atau internasional.
Tahapan
dakwah seperti itu sudah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. sejak beliau
diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT. Dengan demikian apabila
diurutkan tahapan lingkup dakwah itu adalah sebagai berikut:
1) Diri sendiri
2) Keluarga
3) Kerabat/sanak saudara
4) Tetangga
5) Masyarakat sekitar
6) Masyarakat luas
Sedangkan tingkatan dakwah menurut Imam Al Ghazali,
yaitu:
1) Memberitahu.
2) Menasihati.
3)
Bersikap keras dalam perkataan, kemudian mencegah dengan paksaan.
Tingkatan dakwah lain dijelaskan oleh Fathi
Yakan dalam kitabnya Kaifa Nad’uu ilal Islam yaitu:
1) Berkenalan dengan objek dakwah.
2) Sampaikan dakwah yang mudah dimengerti dan
disesuaikan dengan taraf kecerdasannya.
3) Menggunakan sistematika yang standar:
a. Pembentukan akidah/keimanan.
b. Dari iman menuju amal.
c. Dari amal menjadi kebiasaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat di simppulkan bahwa Menurut Abul A’la Al Maudadi ada 3 tujuan dakwah, yaitu:
1.
Dakwah
di tujukan kepada seluruh umatmanusia agar
menyembah Alloh,
2.
Dakwah
di tujukan kpada orang yang bersedia menjadikan Islam sebagai agamanya,
3.
Dakwah
di tujukan kpada seluruh penduduk bumi untuk merubah sistem pemerintahan yang
zalim menuju pemerintahan yang bijaksana,
Sedangkan H.A Solaiman menjelaskan bahwa tujuan dakwah bisa di bagi
2 tujuan utama, yakni tujuan kurikuler dan tujuan final. Tujuan kurikuler
mengandung konsep teoritis untuk mencapai target sasaran dakwah scara bertahap
sampai batas final. Sedangkan tujuan final
merupakan tujuan akhir yang akan dicapai, yaitu ajaran Islam menjadi sikap
sehari-hari dalam kehidupan pemeluknya yang dilandasi oleh iman yang kokoh dan
dilatar belakangi oleh harapan mendapat keridlaan Allah.
Berdakwah dimulai dari tahap lingkup yang
paling bawah dan paling dekat yaitu diri sendiri. Tahap kedua yaitu keluarga.
Setelah itu kerabat atau sanak saudara. Kemudian tetangga sekitar rumah, lalu
meluas kepada masyarakat sekitar bahkan lebih luas dari itu, yakni masyarakat
dunia atau internasional.
Sedangkan tingkatan dakwah berkenalan dengan objek
dakwah. Sampaikan dakwah yang mudah dimengerti dan disesuaikan dengan taraf
kecerdasannya. Menggunakan sistematika yang standar:
d. Pembentukan akidah/keimanan.
e. Dari iman menuju amal sholeh.
f. Dari amal sholeh menjadi kebiasaan.(pencegahan amal buruk).
B.
Kritik /Saran
Demikianlah penulisan
makalah ini, dalam hal ini kami akhiri makalah ini. Tak lupa mohon
maaf kepada semua pihak. Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangaun
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Materi dari pak Drs. H. Bustanul Arifin M.Pd.I
0 komentar:
Posting Komentar