Penulisan naskah secara teoritis
merupakan komponen dari pengembangan media atau secara lebih praktis merupakan
bagian dari serangkaian kegiatan produksi media melalui tahap-tahap perencanaan
dan desain pengem-bangan, serta evaluasi.
Seperti halnya penulisan pada
umumnya, penulisan untuk naskah film maupun video ini juga dimulai dengan
identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan instruksional, topik maupun
gagasan ini dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan instruksional atau
pembelajaran. Konsep gagasan, topik, maupun tujuan yang khusus ini kemudian
dikembangkan menjadi naskah dan diproduksi menjadi program film atau video.
http://zoeproduction.blogspot.com/2014/08/kiat-menulis-artikel-ti.html
http://zoeproduction.blogspot.com/2014/08/kiat-menulis-artikel-ti.html
Dalam praktek, rangkaian kegiatan
untuk mewujudkan gagasan menjadi program film atau video ini secara bertahap
dilakukan melalui pembuatan sinopsis, treatment, storyboard atau perangkat
gambar ceritera, skrip atau naskah program dan skenario atau naskah produksi.
Naskah merupakan persyaratan yang harus ada untuk suatu program yang terkontrol
isi dan bentuk sajiannya (bandingkan dengan program 'live' yang diambil begitu
saja apa adanya meskipun dapat direka rambu-rambu pengendaliannya).
Bagi pembuat film dokumenter tentang
alam atau kehidupan binatang seperti yang sering kita lihat pada Discovery
Chanel, perencanaan produksi berupa naskah terkadang tidak perlu dibuat dari
awal, namun sering terjadi naskah dibuat setelah stock shoot diperoleh.
Tidak demikian halnya untuk pembuatan program video pembelajaran dan program
film pada khususnya.
Dalam pembuatan film dan video
pembelajaran posisi naskah sangat diperlukan seperti pentingnya perencanaan
mengajar (baca : satpel) dalam kegiatan KBM. Artinya film pendidikan mengandung
misi pendidikan dan pembelajaran yang harus diukur tingkat keberhasilannya,
oleh sebab itu naskah mutlak diperlukan, disamping tahapan-tahapan lain dalam
keseluruhan kegiatan produksi video
Secara garis besar, terdapat tiga kegiatan
utama dalam memproduksi program video yaitu tahap pra produksi, produksi dan
pasca produksi. Pra produksi adalah kegiatan-kegiatan awal sebelum kegiatan
inti berupa pengambilan gambar dimulai. Meski demikian kegiatan pra produksi
cukup penting untuk dilakukan, sebab produk dari kegiatan pra produksi ini akan
menghasilkan naskah yang siap di produksi sebagai pedoman untuk semua pihak,
yaitu pemain, sutradara, editor, kameramen, pencatat adegan produser dan kru
lainnya yang terlibat dalam pembuatan film.
Gambar Tahap Kegiatan Produksi
Dalam Pra produksi, sebelum kegiatan
penulisan naskah, dilakukan terlebih dulu identifikasi program. Identifikasi
program juga merupakan kelanjutan dari beberapa analisa yang dilakukan terhadap
kegiatan produksi video yaitu : identifikasi kebutuhan, materi, situasi,
penuangan gagasan dll. Isi dari Identifikasi program meliputi :
1. Judul
Program: berisi tentang judul/tema program yang dirumuskan dengan kalimat
yang singkat, padat, menarik.
2. Tujuan
/ Kompetensi : Dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan ini
perlu dituliskan tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah mengikuti
program ini..
3. Pokok
Bahasan : Penulisan pokok bahasan dilakukan terutama program video yang
dibuat berupa video pembelajaran (instructional video/film) yang secara
langsung mengacu pada kurikulum yang sudah ada. Jika video yang dibuat adalah
film pendidikan, penulisan pokok bahasan dapat dituliskan atau tidak.
4. Sub
Pokok Bahasan :Penulisan sub pokok bahasan ini juga dilakukan terutama
program video yang dibuat berupa video pembelajaran (instructional
video/film) yang secara langsung mengacu pada kurikulum yang sudah ada,.
5. Sasaran
: sasaran adalah “Target Audience” yang menjadi sasaran utama program ini.
Dalam penulisannya mesti dituliskan secara jelas untuk siapa, misalnya untuk
siswa SLTP, atau untuk Siswa Sekolah Dasar atau untuk umum.
6. Tujuan
Khusus/Indikator : Apabila program video yang dibuat diambil dari kurikulum
maka tujuan atau indikator yang diharapkan perlu dituliskan secara jelas.
Dalam
tulisan ini tidak akan diuraikan secara lengkap tahap produksi dan pasca
produksi, tetapi lebih terfokus pada kegiatan pra-produksi.
1. Sinopsis.
Dalam praktek, sinopsis ini
diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau
pokok materi yang akan digarap. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan
menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang
ingin di capai dan menentukan persetujuannya.
Dalam istilah yang lebih sederhana
sinopsis dapat diartikan sebagai ringkasan cerita. Konsep sinopsis juga sering
digunakan untuk kegiatan seni yang lain, misalnya dongeng, cerita bersambung,
komik, pementasan teater, novel, media audio, media slide dan sebagainya. Pada
dasarnya konsep sinopsis untuk film/video hampir sama dengan istilah siposis
untuk yang lainnya. Dalam penulisannya, tidak diuraikan dengan kalimat yang
panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja, namun tercakup didalamnya : tema,
even dan alur yang dikemas dengan kalimat yang sederhana dan mudah di pahami.
Contoh Sinopsis.
Contoh-1
"Episode menggambarkan suatu
kecelakaan kapal 'Impian'. Dua orang, seorang kakek dan cucu gadisnya, berhasil
menyelamatkan diri ke pantai pulau karang".
( Film : “Terdampar di Pulau
Karang".)
Contoh-2
“Visualisasi video ini
memperlihatkan proses pembuatan patung realistik (patung kepala manusia) dengan
teknik cetak ulang atau cor bagan semen. Dimulai dengan pengenalan alat dan
bahan, desain, pembuatan model, pembuatan cetakan, pengecoran, penyempurnaan
dan penyelesaiaan akhir.
(film pembelajaran Judul : Patung
realistik Dengan Bahan Semen)
Secara terminologi istilah naskah
sama artinya dengan skript dan skenario sama dengan shooting
skript.
Contoh-3
Film ini menggambarkan perjuangan
seorang lelaki muda yang berusaha bertahan hidup dan berusaha keluar dari
sebuah pulau terpencil akibat kecelakaan pesawat terbang, hingga akhirnya dia
selamat.
(film Layar Lebar “Case Away”).
2. Treatment.
Agak
berbeda dengan sinopsis, treatment mencoba memberikan uraian ringkas secara
deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode ceritera atau
rangkaian peristiwa pembelajaran (instructional event) nantinya akan
digarap. Kalau pada sinopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan
tetapi dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut
diuraikan dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara
deskriptif. Secara sederhana, penulisan treatmen sama dengan kita menceritakan
kembali pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita
bagaimana kronologis jalan cerita film tersebut. Namun demikian dalam pembuatan
storyboard belum menggunakan istilah-istilah teknis dalam teknik video,
penggunaan istilah teknis baru dilakukan pada pembuatan shooting skript.
Sebagai ilustrasi pembanding, di
bawah ini akan anda lihat suatu tratment yang dikembangkan dengan tema yang
sama.yaitu "'Terdampar di Pulau Karang".
Contoh
Treatment
"Ceritera diawali dengan fajar menyingsing
di ufuk timur sebuah pulau karang yang, sepi dan gersang. Di kejauhan masih
nampak samar-samar bangkai, kapal "Impian" yang terdampar. Dua Bosak
tubuh kelihatan bergelantungan pada sebilah papan yang terapung-apung tidak
jauh dari temp at kejadian. Dengan susah payah mereka, mulai berenang-renang
menempuh gelombang dan berjalan tersuruk-suruk menuju pantai pulau karang yang
gersang diiringi gemericiknya riak gelombang air laut yang kini telah mulai
reda, dan seterusnya".
Contoh
Storyboard pembelajaran :
Judul : Patung Realistik Dengan
Bahan Semen
Visualisasi diawali dengan
penayangan judul program, kemudian tampak ruang studio patung yang
memperlihatkan berbagai jenis patung, khusus pada patung yang dibuat dari bahan
semen ditayangkan lebih lama. Setelah itu, tayangan berganti pada alat-alat dan
bahan-bahan yang ada disekitar studio, ditata dengan rapi di atas meja peraga.
Berikutnya kata pengantar disampaikan oleh presenter pengetahuan dasare-dasar
mematung dan langkah-langkah mematung. Visualisasi berikutnya sebagai kegiatan
ini ditayangkan peragaan oleh presenter tentang cetak ulang atau teknik cor.
Kegiatan ini ini diawali dengan kegiatan desain, pembuatan model, cetakan,
pengecoran, hingga penyempurnaan dan penyelesaian akhir.
3. Storyboard.
Rangkaian kejadian seperti
dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian divisualkan dalam perangkat gambar
atau sketsa sederhana pacta kartu berukuran lebih kurang 8 x 12 em. Tujuan
pembuatan storyboard ini antara lain adalah untuk melihat apakah tata urutan
peristiwa yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot)
maupun sekuens belajarnya. Di samping itu juga untuk melihat apakah
kesinambungan (kontinuitas) arul ceriteranya sudah lancar. Storyboard juga
dapat di pergunakan sebagai moment-moment pengambilan (shots) menggantikan
apa yang lazim disebut "shooting breakdown". Bagi sebagian
pembuat film terkadang storyboar tidak dilakukan, cukup diakomodasi dalam
naskah atau skrip. Storboard ini terlebih diperlukan dalam pembuatan media
sound slide dan pembuatan film animasi.
4. Skrip atau
naskah program.
Keterangan-keterangan yang didapat
dari basil eksperimen coba-coba dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan
dalam bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah
benar. Dalam pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program
irii merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi
gambar dan penuturan demi penuturan menuju tujuan perilaku belajar yang ingin
dicapai. Format penulisan skrip untukprogram film dan program video pacta
prinsipnya sarna, yaitu dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua; sebelah
kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dansebelah kanan untuk segal a
sesuatu yang berhubungan dengan suara termasuk dialog, narasi, musik maupun
efek suara. Tujuan utama suatu skrip atau naskah program adalah sebagai peta
atau bal1an pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi
materi ke dalam suatu program. Karena itu skrip yang baik akan dilengkapi
dengan tujuan, sasaran, sinopsis, treatment. Yang terpenting dalam sebuah
storyboar termuat unsur video dan audio, memudahkan bagi pemain, sutradara
danka meramen dalam kegiatan latihan dan persiapan shooting. Para pemain yang
berperan dalam video tersebut menghapalkan naskah dan dialog berdasarkan
naskah.
VIDEO
|
AUDIO
|
Pada kolom video berisi
semua kejadian/ivent yang perlu divisualisasikan dalam keseluruhan isi film dari
awal sampai akhir program. Apa yang kita inginkan tampak dalam layar monitor
diisikan dalam kolom video ini.
Pada kolom Audio berisi
semua unsur audio baik berupa suara manusia (narator atau presenter), musik,
dan sound effect.
Contoh
Naskah Skenario :
Judul : Memanfaatkan Perpustakaan
Sekolah
NO
|
VIDEO
|
AUDIO
|
SCENE
1
|
Muncul Logo pembuka, pembuat
program disertai tulisan PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH
disusul dengan persembahan judul
MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
|
MUSIK JINGGLE
|
2
|
Animasi pembuka berisi cuplikan
cuplikan video siswa sedang membaca, tumpukan buku, rak-rak buku, siswa
sedang membuka katalog, dll disertai tulisan kerabat kerja.
|
MUSIK INSTRUMEN
|
3
|
Pemandangan suasana kota,
gedung-gedung bertingkat hiruk pikuk orang lalu lalang dan beberapa fasilitas
belajar seperti perpustakaan
|
NARRATOR (OFF CAMP) :
Kemajuan Indonesia saat ini sangat
ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara
lain. Salah satu cara untuk mewujudkan sumber daya yang tinggi adalah dengan
menumbuhkan minat membaca sejak usia dini. Perpustakaan adalah solusi untuk
menumbuhkan minat baca anak mulai di tingkat sekolah dasar.
Dan seterusnya…
|
SCENE
4
|
Suatu siang di sebuah sekolah
Dasar, tampak lokasi sekolah dari luar
|
|
5
|
Disebuah ruangan kelas, seorang
guru sedang mengajar dihadapan 30 orang siswa.
|
Musik
|
6
|
Dari halaman
sekolah, terlihat seorang guru keluar dari kelas menghampiri lonceng, sejenak
melihat jam dan langsung memukul lonceng.
|
SUARA BEL
|
7
|
Kembali ke ruangan kelas, dimana
seorang guru sedang mengajar.
|
Guru : “Ada yang mau bertanya ?”
Siswa (Terdiam)
Guru : “Kalau tidak ada yang
bertanya, kalian boleh keluar”
|
8
|
Anak-anak berhamburan keluar
ruangan untuk beristirahat.
|
Suara riuh anak-anak
|
9
|
Di sebuah sudut halaman sekolah,
tampak seorang siswa perempuan sedang asik membaca, dihampiri oleh 3 orang
temannya.
|
Siswa-1 : “ Kamu sedang baca buku
apa?”
Siswa-2 :”Buku Sejarah”
Siswa-3 :”Bukunya baru beli ya?”
Siswa-2 :”Enggak kok, aku baru
beli
dari perpustakaan”
Siswa-1 dan Siswa-2 (bicara
bersamaan) : “Perpustakaan”
Siswa-2 : “Iya, perpustakaan
sekolah
Kita”
Siswa-1 :”Emang bukunya boleh
dipinjam dan di baca?”
Siswa-2 : “Boleh”
Siswa-3 : “Ada buku apa saja di
sana?”
Siswa-2 :”Banyak deh”
Siswa-3:” Kalau begitu antar kami
ke
sana ya..”
dan seterusnya..
|
5. Shooting
Skript / Skenario
Bila di atas disebutkan bahwa skrip
terutama ditujukan untuk bahan pegangan sutradara dan pemain, skenario lebih
merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan
programnya. Jadi skenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi
yang akan melaksanakannya dengan tanggung jawab teknis operasional. Petugas
yang membutuhkan diantaranya : editor/penyunting gambar, kameramen, pencatat
adegan, sound man, dll. Dalam skenario inilah beda antara film dan video akan
tampak karena video mempunyai efek visual tertentu yang tidak dimiliki oleh
media film, misalnya dissolve, wipe, superimpose, split image, dan sebagainya.
Pengaruh lain yang juga akan
tercermin dalam penulisan skenario adalah beda dalam pendekatannya. Bila dalam
pendekatan film perpindahan umumnya bersifat 'cut- to-cut' dan
pengambilannya boleh meloncat-loncat dengan pengelompokan menurut keadaan
waktu, cuaca, lokasi maupun sifatnya (di dalam atau di luar gedungjstudio),
perpindahan dalam pendekatan video dapat transisional dan bersifat sekuensial.
Dengan singkat, skenario untuk program video mempergunakan lebih banyak
istilah-istilah atau "bahasa" produksi dan petunjuk-petunjuk teknis
operasional bagi kerabat dan teknisi produksi.
Contoh shooting skript / skenario
NO
|
VIDEO
|
AUDIO
|
SCENE
1
|
IN BLACK
ZI : LOGO PERPUSTAKAAN NASIONAL
CAPTION (FI/FO):
PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
UMUM DAN SEKOLAH
CAPTION JUDUL (FI/FO)
MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
|
MUSIK JINGGLE
FI-FU
|
2
|
IN BLACK
ECU : Membuka Buku (Slow Motion)
DISSOLVE TO
CU : Siswa Sedang Membaca
INS :CAPTION
Ide Cerita :
Drs. Rachmat Natawijaya
DISSOLVE TO
ZI : Plang Perpustakaan
DISSOLVE TO
Tumpukan Buku
CUT TO
PAN LEFT : Rak Buku Di
Perpustakaan
Dan seterusnya….
|
MUSIK INSTRUMEN
|
3
|
DISSOLVE TO
HA : Patung Bundaran Hotel
Indonesia
CUT TO INS.
Gedung-Gedung Bertingkat
CUT TO
LS : Orang Lalu Lalang
DISSOLVE TO ;
PAN LEFT ; Ruangan disebuah
perpustakaan
Dan seterusnya…..
|
NARRATOR (OFF CAMP) :
Kemajuan Indonesia saat ini sangat
ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara
lain. Salah satu cara untuk mewujudkan sumber daya yang tinggi adalah dengan
menumbuhkan minat membaca sejak usia dini. Perpustakaan adalah solusi untuk
menumbuhkan minat baca anak mulai di tingkat sekolah dasar.
Dan seterusnya…
|
SCENE
3
|
IN BLACK
FI /ESTABLISHING SHOOT :
ZI : Perpustakaan sekolah,
DISSOLVE TO :
PAN RIGHT : setting sekolah dari
luar
|
|
4
|
CUT TO :
LS : Kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas
CUT TO ;
Siswa sedang memperhatikan guru
mengajar.
|
Musik
|
5
|
CUT TO
LS Dan PAN LEFT :
Seorang guru keluar dari kelas
menghampiri lonceng
CUT TO
ECU : jam tangan guru
CUT TO :
HA : guru sedang memukul lonceng.
|
SUARA BEL
|
6
|
CUT TO
LS : di ruangan kelas, guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa.
|
Guru : “Ada yang mau bertanya ?”
Siswa (Terdiam)
Guru : “Kalau tidak ada yang
bertanya, kalian boleh keluar”
|
7
|
CUT TO :
LS : Anak-anak berhamburan keluar
ruangan untuk beristirahat.
CUT TO :
ECU : kaki kai siswa berlarian
|
Suara riuh anak-anak
|
8
|
LA : Di sebuah sudut halaman
sekolah, tampak seorang siswa perempuan sedang asik membaca, dihampiri oleh 3
orang temannya.
]
CUT TO
CU : siswa 1
CUT TO OSS : siswa 2
CUT TO : siswa 3
CUT TO OSS : siswa 2
CUT TO ; siswa 1 dan 3
Dan seterusnya…
|
Siswa-1 : “ Kamu sedang baca buku
apa?”
Siswa-2 :”Buku Sejarah”
Siswa-3 :”Bukunya baru beli ya?”
Siswa-2 :”Enggak kok, aku baru
beli
dari perpustakaan”
Siswa-1 dan Siswa-2 (bicara
bersamaan) : “Perpustakaan”
Siswa-2 : “Iya, perpustakaan
sekolah
Kita”
Siswa-1 :”Emang bukunya boleh
dipinjam dan di baca?”
Siswa-2 : “Boleh”
Siswa-3 : “Ada buku apa saja di
sana?”
Siswa-2 :”Banyak deh”
Siswa-3:” Kalau begitu antar kami
ke
sana ya..”
dan seterusnya..
|
Dengan demikian seorang penulis
naskah dan shooting skript video harus memahami istilah-istilah teknis yang ada
dalam teknik produksi video.
A. Petunjuk pengambilan Gambar
Petunjuk pengambilan gambar adalah
posisi pengambilan oleh kamera pada objek yang diambil. Secara mendasar
terdapat 3 cara pengambilan, yaitu :
1.
Long shot (LS), yaitu pengambilan yang memper.lihatkan latar
secara keseluruhan dalam segala di mensi dan perbandingannya.
2.
Medium shot (MS), yaitu pengambilan yang memperlihatkan pokok
sasarannya secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar-belakang maupun
detail yang kurang perlu.
3.
Close-up (CU), yaitu pengambilan yang memfokuskan pada subjeknya
atau bagian tertentu. Lainnya dikesampingkan supaya perhatian tertuju ke situ.
Kadang-kadang di luar ketiga
pengambilan dasar (basic shots) tersebut orang masih menambahkan dua
lagi, yaitu XLS (extreme long shot) dan XCV (extreme close-up). Sedangkan
di antara LS dan CU ditambahkan dua lagi, yaitu MLS (medium long
shot) di antara LS dan MS, dan MCU (medium close-up) diantara MS dan
CU.
B.
Gerakan Kamera
Visualisasi yang tampak pada layar
pada dasarnya hasil dari kerja kamera video yang merekam objek dengan posisi
yang berbeda-beda. Perbedaan letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak
pada layar adalah akibat dari gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari kamera.
Seorang skriptwriter harus mengetahui petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan
gerakan kamera, seperti:
1. pan right, menggerakkan
kamela kekanan
2. pan left, menggerakkan
kamela ke kiri
3. tilt up, menggerakkan
kamela ke atas
4. tilt down, menggerakkan
kamela ke bawah
5. zoom in, mengatur
pengambilan ke arab CU
6. zoom out, mengatur
pengambilan ke arab LS
7. dolly in (track in),
mendorong kamela ke arab subjek
8.
dolly out (track out), menarik kamela menjauhi subjek camera follow, kameta
mengikuti ke mana perginya subjek.
C.
Efek Visual Dasar
Selain gerakan kamera, perubahan
visual yang ditimbulkan pada video dan diakibatkan oleh efek visual. Edef
visual dasar ini sering disebut dengan transition devise .Penggunaan
efek visual dasar seperti:
1.
fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan Iahan.
2.
fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memuctar secara
perlahan.
3.
super atau superimpose, penampilan sesuatu (biasanya titel atau
caption) ke atas pengambilan yang ada.
4. dissolve,
pembauran secara perlahan menggantikan yang sebelumnya.
5. wipe,
mengganti pengambilan sebelumnya dengan efek penghapusan.
Pentahapan dari konsep ke skenario
ini tidaklah merupakan keharusan, misalnya ada yang menganggap storyboard tidak
perlu sebab koreksi atas kelancaran arus ceritera dan kontinuitas akan
dilaksanakan dalam proses penyuntingan (editing). Bahkan tata urutan atau
sekuens instruksional epidose biasanya sudah terikat pada garis ceriteranya
(plot).
Kadang-kadang tidak dibedakan antara
skrip dan skenario. Sehingga hanya terdapat tiga langkah saja dalam teknik
penulisan naskah (film maupun "video), yaitu sinopsis, treatment, dan
skenario seperti yang dikemukakan Yusach Biran. Dalam hal yang demikian yang
disebut skrip atau naskah program adalah keseluruhan kumpulan bahan yang
tersebut di atas.
Istilah-Istilah
Dalam Produksi Film/Video
Film/Video 1. SHOOT
|
“Shoot” adalah munculnya gambar di
layar TV yang diambil dengan memakai sebuah kamera selama jangka waktu
tertentu.
|
2. TWO SHOOT
|
Biasanya dalam naskah ditulis
2-Shoot atau 2s; hanya dua orang saja yang terlihat pada gambar.
|
3. GROUPSHOOT
|
Pengambilan gambar lebih dari 2
orang atau sekelompok orang.
|
4. BCU atau BCS
|
Singkatan dari Big Close UP atau
Big Close Shoot kadang kadang disebut juga PCS (Very Close Shoot) Shot ini
hanya memperlihatkan beberapa bagian dari wajah seseorang biasanya antara
dagu dan dahi atau detil-detil yang terperinci dari sebuah benda.
|
5. CU atau CS
|
Close Up atau Close Shoot :
memperlihatkan seluruh wajah seseorang atau bagian bentuk untuk sebuah benda.
|
6. ECU
|
Extreme Close UP, yaitu
pengambilan sangat dekat sekali, sampai pori-pori kulitpun dapat kelihatan.
Fungsinua untuk memperlihatkan detil suatu objek.
|
6. MCU atau MCS
|
Medium Close Up atau Medium Close
Shoot, seringkali disebut chest Shoot atau bust Shoot memperlihatkan kepala
dan bahu sampai ke dada bagian atas. Untuk benda akan terlihat bagian penuh
benda tersebut atau bagian dari sebuah bangunan.
|
7. MS
|
Medium Shot ; seringkali dikenal
dengan istilah “waist” (pinggang) shoot, memperlihatkan kepala sampai
pinggang seseorang atau seluruh bagian sebuah benda atau sebagian besar
sebuah bangunan.
|
8. MLS
|
Medium Long Shoot ; sering kali
dikenal dengan istilah ‘knee” (lutut) dari kepla sampai lutut atau gambar
sebagian besar kelompok bangunan.
|
9.LS atau WS atau WA
|
Long Shoot atau Wide Shoot atau “wide
Angle” memperlihatkan ¾ badan seseorang dengan latar belakang yang luas atau
seluruh tubuhnya bila berdiri sendiri pemandangan alam luas atau bagian dalam
bangunan secara penuh.
|
10. VLS atau VWA
|
Very Long Shoot atau Very Wide
Angle jarang dipakai di studio karena studio tidak cukup luas untuk
menampilkan luasnya pemandangan.
|
11. OSS
|
Over Sholder Shoot; sering dipakai
untuk mengambil dua orang yang sedang bercakap-cakap. Pengambilannya lewat
pundak seseorang membelakangi kamera.
|
12 . HA
|
Heigh Angle : sudut pengambilan
dari suatu objek sehingga kesan objek jadi mengecil, dan kesan pengambilan
ini mengandung unsur dramatis yaitu “kerdil”.
|
13. LA
|
Low Angle : sudut pengambilan dari
arah bawah sehingga kesan objek jadi membesar, sama seperti high anggle
posisi pengambilan ini juga terkesan dramatis untuk menunjukan keagungan.
|
14. EL
|
Eye Level : sudut pengambilan
gambar sejajar dengan mata .
|
Format-1
Contoh Skenario / Shooting Skript.
Judul : Teknik Penyinaran VIDEO
|
AUDIO
|
||
IN BLACK
Dissolve ke MS lampu pijar di
depan monitor TV untuk memperoleh efek video feedback pada layar televisi
|
MUSIC
Musik Elektronik Mirip Ketukan
Kode Morse Selama lebih kurang 3 detik kemudian Under.
Lampu dikedip-kedip seirama dengan
musik.
NARR (OFF CAMP):
Gagasan visual Anda mungkin hebat.
Namun tanpa penyinaran yang baik, visualisasi tersebut dapat berantakan.
|
||
CUT ke CAPTION
“Penyinaran”
|
MUSIC : (FAD OUT)
NARR (OFF CAMP)
Prinsip penyinaran sangat
sederhana. Pertama yang kita perlukan adalah…)dan seterusnya)
|
||
POP ON :
“Key”
|
MUSIC : (SMASH BERSAMA DENGAN
MUNCULNYA KATA “KEY”
NARR (OFF CAMP) :
“Key!”…Sumber penyinaran utama
yang dominan”.
|
||
MCU pada lampu dan juru lampu
diambil dengan LOW ENGLE.
Juru lampu di atas tangga sedang
menyetel lampu “Key” ke Gadis Model yang berlagak Menyisir Rambut di depan
Kaca.
|
|||
ESTABLISHING SHOOT
Ke model yang berdiri menghadap
kamera dengan latar belakang property. Kamera tangga, juru lampu dan lampu
Key.
Juru Lampu Turun dari Tangga
|
|||
ESTABLISING SHOOT
Ke model yang berdiri menghadap
kamera dengan latar belakang property, kamera tangga dan lampu FILL.
|
NARR (OFF CAMP)
Lampu scoop ini perlu diatur agar
sinarnya merata…perhatikan kini perubahan apa yang terjadi bila kita
tambahkan “fill” dalam penyinarannya.
MUSIC :
Under ……Seperti pada pembukaan.
NARR (OFF CAMP)
Cantik Bukan?!
|
||
Model Meletakan sisir…..Menghadap
ke Kamera Sambil Tersenyum Simpul.
|
|||
di kutip dari: http://zoeproduction.blogspot.co.id/2014/08/sinopsis-naskahskript-shooting.html |
0 komentar:
Posting Komentar